LIFE
& LOVE
R.M
Ajie
Chapter 4.
Kebosanan
dan kestagnanan mulai dari kegiatan hingga kehidupanku mulai terasa saat aku mulai menginjak dewasa. Dapat dilihat dari
pandanganku tentang radikalisme dikehidupan ini, memang terlihat seperti aku sangat sibuk untuk menata dunia fana ini,
ternyata tidak, ada saja yang mengganjal dari pikiranku saat ini. Aku memang
sangat senang berpikir tentang masalah-masalah hidup yang ada di dunia ini,
mulai dari kehidupan poltik anjing, pendidikan yang tidak sama dengan arti
pendidikan itu sendiri, hingga tentang kehidupan bersosial ku di desa laknat
ini. “Terasa ada yang kurang dari hidupku ini, bosan, tak tau arah, hanya ada
kegelapan yang selalu menghantui” curhatku kepada ayah. “
Sabar, sabar dan tetap sabar, semua pasti ada jalan keluarnya, selama kamu mau
mencari tidak ada hal yang tidak bisa kamu temukan. Kecuali kamu hanya diam
saja dan tidak mencari” Kata ayahku. Sebenarnya
aku tidak enak menuangkan segala curhatku kepada ayah, karena aku malu semua
masalah yang menghadang selalu aku ceritakan kepada ayah Sukoco, bila semua aku
ceritakan aku akan terliahat seperti babi yang bari lahir dari rahim perempuan
binal, aku tidak mau seperti itu.
Akhirnya
kuputuskan untuk mencari jawaban sendiri tentang suatu hal yang hilang selama
ini.” Kenapa saat ini aku memikirkan hal yang mengganjal ini ? apakah aku melupakan sesuatu ? tidak mungkin”. Kuawali
pencarianku dengan berjalan-jalan kesana kemari seperti tuhan yang merindukan
nabinya. Luntang-luntung di persimpangan jalan. Aku tidak mau seperti ini.
Ahirnya aku mencoba untuk mendekatkan diri kepada yang maha kuasa.
Aku
berpikir apakah saat ini waktu yang tepat untuk aku lebih dekat dengan-Nya ?,
aku takut semua ini akan sia-sia, aku hanya datang saat membutuhkan saja, saat
senang aku lupa apa yang diperintahkan-Nya, ajakan iblis yang selama ini aku
renungkan ternyata salah, aku berpikir untuk ingat kepada tuhan saja tidak
cukp. Awal renunganku ini berisi tentang pikiran-pikiran yang salah, aku tidak
percaya tentang semua perintah, semua perintah pasti akan selalu aku lupakan
karena aku tidak percaya nikmat datang hanya dengan menjalankan perintahnya
saja. Hal itu sama dengan aku mau hidup seperti seorang munafik, percuma !!!
aku melakukan perintahnya jika tidak tidak ingat kepada ynag maha kuasa. Pasti
didalam lubuk hati yang sangat dalam ada keinginan menjalankan perintahnya
karena takut dosa, takut masuk neraka, ingin dapat pahala, hal itu sama saja
hal –hal yang dilakukan oleh orang-orang yang sok suci. Sehingga aku berpikir
kenapa harus menjalankan perintahnya jika ingin mendapatkan imbalan, untuk itu
aku memutuskan untuk selalu ingat kepada tuhan tanpa harus menjalankan
perintahnya.
Awal-Awal
aku melakukanya aku mersakan sedikit
perubahan yang aku alami, aku merasa
lebih percaya diri dan lebih tidak mempercayai orang-orang yang ada di sekitar.
Semua orang yang sok suci pasti selalu
aku diamkan seperti tidak melihat siapa-siapa. Tetapi ada saja rasa yang sangat
ingin keluar dari tubuhku ini, semua badanku seperti mati rasa, perlahan
perasaan bersosialku semakin berkurang,
terasa mati rasa, roh-roh surga yang sudah ditiupkan terasa ingin keluar
melewai kedu abola mataku, Aku seperti anjing liar atau lebih pantasnya seperti
manusia terlaknta di dunia ini. Aku merasa sendirian dan kosong. Kepercayaan
itulah yang aku percaya sampai aku
mencari kehilangan perasaanku.
Kupastikan
pencarian ini menemukan hasil. Malam hari sepertiga malam kuambil air dan
kubasuhkan sesuai syariat yang berlaku untuk mensucikan jasmani dan rohani dari
dosa hitam yang telah melekat, kulakuakan hal itu dengan baik dinginya angin
malam tak membendung segala keinginaku untuk berubah, loyalis Lucifer mulai
membisikkan syair-syair merdu neraka, hingga hal-hal tersebut yang menemaniku untuk menyelesaikan ritual
pensucian diri. Setelah selesai kumantapkan semua pikiranku hanya tertuju
kepada yang maha kuasa, segala jenis gangguan aku hiraukan, hingga akhirnya aku
menemukan apa yang disebut cahaya surga. Kejadian itu yang membuatku sudah
menemukan jalan ku sendiri dengan baik. Tapi apa yang selama ini aku cari belum
juga muncul dipikiranku, apakah aku hanya dekat saat mebutuhkan saja sehingga
aku tidak didengarkanya ?. Aku tidak patah semangat semua yang ku awalai harus
ada hasilnya.
Berbulan-bulan
berlalu aku dengar ada seorang perempuan cantik yang pindah rumah ke desaku
ini, aku penasaran dengan perempuan itu. Saat awal bertemu, ada perasaan yang
sangat aneh yang akan masuk menembus tulang rusukku, aku sangat takut, inikah
pertanda akhir dari hidup ini ? aku bertanya-tanya saat berpapasan ditengah
indahnya dunia. Kuberanikan untuk manyapanya “ permisi, orang baru ya disini ?
dari mana asalnya ?”. “Iya aku baru
pindah kemarin, aku dari kota, kota yang banyak industri besarnya” ucapnya
dengan nada lirih khas kaum hawa. Diakhiri perjumpaan pertama di persimpangan
jalan dengan perasaan sangat indah. Inikah perasaan yang selama ini aku cari ?
jika benar, perasaan apa ini hingga membuat semua tubuhku merasakan gejolak
jiwa yang sngat intim.
Bersambung
. . .
mantab kak :)
BalasHapusLanjutkan
BalasHapus