Senin, 14 Desember 2015



Comercial Break. On Going Chapter 3

Romansa Mawar Kampus
 
R.M Ajie


Aku seorang mahasiswa yang menjunjung tinggi nilai-nilai idealisme sedang dibingungkan tentang arti cinta sejati yang selama ini dia cari.  Aku  meneruskan pendidikan dan mencari tentang apa arti dari idealisme seorang  mahasiswa yang sesungguhnya di Universitas Negeri Jember. Ku awali pagiku dengan sebatang kenikmatan seteguk air keberanian didampingi dengan lantunan lagu dari band slank yang aku nikmati. Terbersit aku memikirkan dia (mantan) yang menghantui pikiran awal pagiku, apakah ini yang dinamakan kangen ? ah sudahlah. Cinta dari mantanku saat SMA  sangatlah manis hingga aku ingin memeluk mendekap dalam kegelapan asmara, memang aku mempunyai beberapa mantan waktu SMA, namun hanya ada satu yang paling aku sembah, kepribadianya yang easy going dan ramah ini yang paling kuingat sampai detik ini, aku tidak bisa melupakan dia. Aku pernah berusaha mendekati perempuan lain, namun dia tak dapat tergantikan oleh hati orang lain. Ku pasrahkan saja semua ini kepada tuhan saja, saat ini aku memfokuskan untuk berproses di perkuliahan dan organisasi yang aku ikuti. Kuhisap batang terakhir, kusruput aroma kopi, aku bersiap pergi kuliah.

Persimpangan jalan kulewati dengan melantunkan sebait mawar merah yang menemaniku di perjalanan ini. Tak terasa aku memarkirkan sepeda tuaku di parkiran kampus, disana aku melihat sesosok mawar yang selama ini aku cari-cari, mawar itu mengingatkanku akan mantanku yang telah lama menghilang, aku penasaran dengan mawar itu. Kufokuskan dulu penasaranku pada kuliah yang aku tempuh. Kelas terasa sepi tanpa kehadiran penyemangat, sebenarnya selama ini aku pura-pura bahagia didepan teman kelasku. Aku dikenal dengan sosok yang humoris dan tak tau malu, kulakukan itu hanya untuk pengalihan hidupku saja.

Perkuliahan hari ini telah usai, aku beranjak pergi ke sekretariatan organisasi yang aku ikuti. Organisasi itulah yang menumbuhkan idelismeku, disana aku berproses, membela kaum tertindas dan berusaha menciptakan kekritisan di kalangan mahasiswa. Kudapati handphoneku bergetar, aku lihat pemberitahuan tentang diadaknya rapat anggota pada malam nanti. Rapat anggota ini diluar organisasiku sehingga aku kurang antusias menanggapinya. Kuputuskan sore itu untuk rehat sejenak di rumah. Didalam rehatku, aku memimpikan mawar merah yang aku temui diparkiran kampus, dia memang sangat mirip dengan mantanku, inikah yang namanya cinta dan kasih sayang, setelah sekian lama sendiri seolah-olah dunia tidak ada kata cinta. Aku memang sangat penasaran dengan mawar itu.

Terang terganti oleh kegelapan, aku bersiap untuk mendatangi rapat anggota dikampus. Sebelum berangkat ku sempatkan untuk bercinta dengan tuhan, kusengaja kuselipkan doaku dengan meminta keindahan ciptaanya yang paling baik. Aku berharap yang terbaik sehingga aku dapat membahagiakan kedua orang tuaku. Ritualku dengan tuhan telah usai, aku berangkat ke kampus lagi dengan kehangatan tangan ibuku. Tak lupa aku jemput temanku yang paling keren namun bernasib miris tentang hal percintaan, senasib memang temanku yang satu ini. Diboncenglah aku ke kampus, didepan lobby kampus kulihat sekelibat mawar yang kutemui tadi, ternyata oh ternyata di juga masuk anggota yang sama denganku, jantungku semakin menjadi-jadi, memang parasnya hampir menyerupai mantan terindahku, aku berusaha tetap tenang didepanya. Akhirnya tak dapat ku tahan lagi perasaan ini , aku mencari-cari pin BBnya yang akhirnya kudapatkan.

Awal dari chattingan itu pintu percintaanku terbuka lebar, pagi malam tak hentinya kugunakan untuk bertanya tentang kepribadian dan kegiatan sehari-harinya. Aku sebenarnya hanya bercerita kepada satu temanku yang keren ini, namun semua itu tersebar karena temanku ini tidak bisa menyimpan rahasia. Lambat laun IDEALISMEku tercuri akibat percintaan yang tiada akhir ini. Namun, dengan cinta yang besar ini aku tak mampu mengungkapkan perasanku ini, aku tak berani karena nyaliku yang begitu kecil dibandingkan dengan rambutku yang gondrong ini. Hingga detik ini pun aku nyaman dengan keadaan dimana aku tidak terikat denganya, aku tidak berani. Ahh sudahlah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar