Senin, 02 Mei 2016

LIFE & LOVE

LIFE & LOVE
R.M Ajie




Chapter 4.

Kebosanan dan kestagnanan mulai dari kegiatan hingga kehidupanku mulai terasa saat aku  mulai menginjak dewasa. Dapat dilihat dari pandanganku tentang radikalisme dikehidupan ini,  memang terlihat seperti aku  sangat sibuk untuk menata dunia fana ini, ternyata tidak, ada saja yang mengganjal dari pikiranku saat ini. Aku memang sangat senang berpikir tentang masalah-masalah hidup yang ada di dunia ini, mulai dari kehidupan poltik anjing, pendidikan yang tidak sama dengan arti pendidikan itu sendiri, hingga tentang kehidupan bersosial ku di desa laknat ini. “Terasa ada yang kurang dari hidupku ini, bosan, tak tau arah, hanya ada kegelapan  yang  selalu menghantui” curhatku kepada ayah. “ Sabar, sabar dan tetap sabar, semua pasti ada jalan keluarnya, selama kamu mau mencari tidak ada hal yang tidak bisa kamu temukan. Kecuali kamu hanya diam saja dan tidak mencari” Kata  ayahku. Sebenarnya aku tidak enak menuangkan segala curhatku kepada ayah, karena aku malu semua masalah yang menghadang selalu aku ceritakan kepada ayah Sukoco, bila semua aku ceritakan aku akan terliahat seperti babi yang bari lahir dari rahim perempuan binal, aku tidak mau seperti itu.

Akhirnya kuputuskan untuk mencari jawaban sendiri tentang suatu hal yang hilang selama ini.” Kenapa saat ini aku memikirkan hal yang mengganjal ini ? apakah aku  melupakan sesuatu ? tidak mungkin”. Kuawali pencarianku dengan berjalan-jalan kesana kemari seperti tuhan yang merindukan nabinya. Luntang-luntung di persimpangan jalan. Aku tidak mau seperti ini. Ahirnya aku mencoba untuk mendekatkan diri kepada yang maha kuasa.
           
Aku berpikir apakah saat ini waktu yang tepat untuk aku lebih dekat dengan-Nya ?, aku takut semua ini akan  sia-sia, aku  hanya datang saat membutuhkan saja, saat senang aku lupa apa yang diperintahkan-Nya, ajakan iblis yang selama ini aku renungkan ternyata salah, aku berpikir untuk ingat kepada tuhan saja tidak cukp. Awal renunganku ini berisi tentang pikiran-pikiran yang salah, aku tidak percaya tentang semua perintah, semua perintah pasti akan selalu aku lupakan karena aku tidak percaya nikmat datang hanya dengan menjalankan perintahnya saja. Hal itu sama dengan aku mau hidup seperti seorang munafik, percuma !!! aku melakukan perintahnya jika tidak tidak ingat kepada ynag maha kuasa. Pasti didalam lubuk hati yang sangat dalam ada keinginan menjalankan perintahnya karena takut dosa, takut masuk neraka, ingin dapat pahala, hal itu sama saja hal –hal yang dilakukan oleh orang-orang yang sok suci. Sehingga aku berpikir kenapa harus menjalankan perintahnya jika ingin mendapatkan imbalan, untuk itu aku memutuskan untuk selalu ingat kepada tuhan tanpa harus menjalankan perintahnya.

Awal-Awal aku melakukanya aku  mersakan sedikit perubahan yang aku alami, aku  merasa lebih percaya diri dan lebih tidak mempercayai orang-orang yang ada di sekitar. Semua orang yang sok suci  pasti selalu aku diamkan seperti tidak melihat siapa-siapa. Tetapi ada saja rasa yang sangat ingin keluar dari tubuhku ini, semua badanku seperti mati rasa, perlahan perasaan bersosialku  semakin berkurang, terasa mati rasa, roh-roh surga yang sudah ditiupkan terasa ingin keluar melewai kedu abola mataku, Aku seperti anjing liar atau lebih pantasnya seperti manusia terlaknta di dunia ini. Aku merasa sendirian dan kosong. Kepercayaan itulah yang aku  percaya sampai aku mencari kehilangan perasaanku.

Kupastikan pencarian ini menemukan hasil. Malam hari sepertiga malam kuambil air dan kubasuhkan sesuai syariat yang berlaku untuk mensucikan jasmani dan rohani dari dosa hitam yang telah melekat, kulakuakan hal itu dengan baik dinginya angin malam tak membendung segala keinginaku untuk berubah, loyalis Lucifer mulai membisikkan syair-syair merdu neraka, hingga hal-hal tersebut  yang menemaniku untuk menyelesaikan ritual pensucian diri. Setelah selesai kumantapkan semua pikiranku hanya tertuju kepada yang maha kuasa, segala jenis gangguan aku hiraukan, hingga akhirnya aku menemukan apa yang disebut cahaya surga. Kejadian itu yang membuatku sudah menemukan jalan ku sendiri dengan baik. Tapi apa yang selama ini aku cari belum juga muncul dipikiranku, apakah aku hanya dekat saat mebutuhkan saja sehingga aku tidak didengarkanya ?. Aku tidak patah semangat semua yang ku awalai harus ada hasilnya.

Berbulan-bulan berlalu aku dengar ada seorang perempuan cantik yang pindah rumah ke desaku ini, aku penasaran dengan perempuan itu. Saat awal bertemu, ada perasaan yang sangat aneh yang akan masuk menembus tulang rusukku, aku sangat takut, inikah pertanda akhir dari hidup ini ? aku bertanya-tanya saat berpapasan ditengah indahnya dunia. Kuberanikan untuk manyapanya “ permisi, orang baru ya disini ? dari mana asalnya ?”. “Iya aku  baru pindah kemarin, aku dari kota, kota yang banyak industri besarnya” ucapnya dengan nada lirih khas kaum hawa. Diakhiri perjumpaan pertama di persimpangan jalan dengan perasaan sangat indah. Inikah perasaan yang selama ini aku cari ? jika benar, perasaan apa ini hingga membuat semua tubuhku merasakan gejolak jiwa yang sngat intim.

Bersambung . . . 

2 komentar: